ditulis oleh: Huria Ulfa
Saya ingin manambahkan sedikit ilustrasi saat penyiar melakukan tugasnya. Dalam beberapa tulisan, saya setuju dengan cara penyampaian informasi oleh seorang penyiar secara one by one kepada pendengar. Artinya bahwa penyiar memvisualisasikan dirinya sedang berbicara kepada seorang pendengar atau sekelompok kecil pendengar, bukan kepada banyak pendengar saat berbicara atau menyampaikan informasi kepada pendengar. Hal ini bertujuan untuk menyentuh pendengar secara personal, dan bila ini divisualisasikan, bagi pendengar akan terasa bahwa penyiar sedang berbicara kepada diri pendengar. Dan pendengar pun akan merasa sedang diajak berbicara secara pribadi. Bagi seorang yang sudah menjadi penyiar, hal ini akan mudah dibayangkan.
Sentuhan pribadi bagi pendengar akan terasa nyaman, bila diperlakukan secara private, dan akhirnya dapat mensugesti pendengar dengan apa yang disampaikan seorang penyiar. Salah satu caranya adalah mengenal dan memahami target audience. Siapa yang diajak berbicara, dan apa yang sedang dibicarakan. Pemilihan kalimat untuk bertutur kata dalam penyampaian informasi secara personal juga dibutuhkan sense sendiri oleh penyiar. Dalam hal ini secara luas, bahwa perbaikan dari dalam diri penyiar ( akhlak, emosi, dan kepandaian mengolah kalimat ) sangat ditonjolkan. Bagaimana seorang penyiar akan bertutur kata yang baik, jika dalam diri penyiar tidak dapat diandalkan. Atau ke “actor” an seorang penyiar sangat diperlukan, untuk memperlakukan pendengar secara private, dan diharapkan dapat mensugesti pendengar.
Hal ini juga bermanfaat bagi seorang penyiar yang baru mengalami masa siaran. Biasanya akan grogi, karena dirinya membayangkan akan berbicara dengan banyak orang. Akan lebih mudah bila penyiar membayangkan dirinya sedang berbicara dengan seorang teman dekat yang sudah dikenalnya, tentunya dengan cara bertutur kata yang baik dan sesuai dengan rule perusahaan (bahasa siar, tempo/speed, dll).
Radio adalah produsen, dimana pendengar adalah konsumen. Seorang konsumen akan merasa nyaman bila diberikan service yang terbaik. Banyaknya competitor dalam dunia bisnis, dengan persaingan harga dan penawaran barang atau jasa yang inovatif, membuat konsumen pun pandai memilih produsennya. Dan jatuhnya pilihan konsumen salah satunya adalah service yang memuaskan. Pendengar akan memilih penyiar yang mampu memperlakukannya secara private. Mengerti dan memahami apa yang diinginkan, pun saat kita bertutur kata….
Setujuu… Dan Good announcer kudu di dukung juga dengan air personality yg baik. Met siaraaan…
singkat saja: TALK TO BE A FRIEND.
Ah.. Komentarnya Sarah pas banget! Air Personality! Itu yang masih jarang ditemui. Kebanyakan lebih suka memaksakan diri atau parahnya meniru..
Selamat siaran juga 🙂
segala sesuatu dimulai dengan meniru (yang baik ataupun yang buruk), sama seperti di saat kita kecil dulu….iya kan?!
bagaimana bisa mendapatkan / menghapalkan / dan menggunakan vocabulary kata2 yang ada di dalam kepala untuk siaran memerlukan 1 hal, JAM TERBANG, tapi tentunya didukung oleh banyak items…
-kemampuan individu
-pengembangan diri
-berani salah dan bisa memperbaiki
-mengakui kesalahan diri sendiri
-dst / dll / dsb / etc.
meniru boleh, tapi setelah itu anda harus dapat menemukan “diri” anda sendiri untuk siaran, karena image diri anda-lah yang membedakan anda dengan individu lain di bumi ini…
jangan pernah puas dengan pujian…
belajarlah dari cacian dan masukan dari pendengar2 anda!!!!
Yup!!!….banyak bgt penyiar yang tidak “touching” kepada para pendengarnya. cara bicara yang natural…, justru lebih di sukai pendengar dari pada cara bicara dan intonasi yang di buat2 (enak di denger dirinya sendiri..belum tentu oleh pendengar]. selain itu, banyak penyiar yang suka pake istilah2 asing denganpelafalan yang salah..(kalo di dengerin ama ChinCha LowRRRaaa…, pasti malu2in..hiihihihiiy…)
lebih baik coba dengerin rekaman siarannya sendiri, lalu minta tanggepan dari station manager ato’ PD nya…tentunya pleuuusss..ama team program, dsb…udah gitu bikin survey ttg penyiar2 radio nya….
udah ya, booooo……….yuuuikz mareeeeee
sip….
ya……saya setuju karena kalau penyiar tidak mempunyai jiwa kebersamaan bakalan tidak hargai oleh pendeengar……….
kalau dari saya sich penyiar harus mempunyai banyak skill……,performance yang kuat…….,tidak sombong………,,,and belive with his or her self….
okkkkk,,,,,thanks that is my opinion to all announcer in indonesia……..
so saya siaran duluya ……………..
setuju…..pokoknya “You and Me” lah……. ditambah penyiar jg harus memahami karakter acara yg dibawakannya, biar ga “nggladrah” kalo orang jawa bilang…… (mungkin padanan kata yg pas ngaco dan kebablasan omong)…
Great…Belajar dalam bekerja,,,cari pengalaman sendiri..sewaktu masih bayi kita hanya bisa bernafas saja..jadi orang seperti sekarang kan karena pengalaman…
nama gua darmawan gua dah lama training tuk jadi penyiar tapi gk lus2 uga ,
da yang bilng ne yang salah da yang bilnag itu yang slah..jadi@ gua binngung yang mna yang betul nee.
dari aceh mhom solusi@ makasihhh,,,
Today is my the first day on air on Bromo FM 92.3 MHz Kraksaan city Probolinggo East Java.
Thanks a million friends your advice. May I hope success today.. amien.
I will broadcast new program on that station. That is English program for listener Bromo FM.